Minggu, 11 Maret 2012

FF KPOP : Y (Why) Part 1 of 4

1. Author : Park Ji Na
2. Judul : Y (Why) Part 1 of 4
3. Kategori : Nilai aja ndiri :p
4. Cast :
- Lee Joon (Mblaq)
- Kim Eun Na
- Donghae (Super Junior)
- Lee Eun Na
- Kim Eun Ra
- Other cast



Annyeong ^^
kali ini author bawa FF yang sedikit beda dari biasanya. Yups, FF ini ceritanya tentang seorang pembunuh bayaran yang sadis bin kejam 0.o
tapi akhirnya itu pembunuh bayaran itu tobat gara-gara seorang cewe.....mau tau kelanjutannya?? Nantikan setelah Mawar yang mau lewat #korban iklan.
FF ini terinspirasi dari MV Mblaq yang "Its War" dan "Y". Jadi paling cocok pas baca ni FF sambil dengerin dua lagu itu ^^
Mian for typo :)
happy reading all ^^
____________________________________________



Author POV

Seorang namja sedang berdiri menodongkan pistol kearah kepala seorang yeoja yang meringkuk (?) ketakutan disamping tempat tidur. Namja itu menatap yeoja bernam Lee Eun Na dengan tatapan benci dan jijik. Tatapannya lalu tertuju pada seorang namja lain yang tergeletak (?) tak bernyawa, dari kepala sampai perutnya berlumuran banyak darah. Dan tepat didadanya tertancap pisau yang juga berlumuran darah.

Lee Eun Na semakin ketakutan, tubuh mungilnya gemetaran dan keringat tak henti mengucur (?) di seluruh tubuhnya. Perlahan Lee Eun Na memberanikan diri menatap namja di hadapannya dan dan dengan takut-takut membuka suara.

"Joon-ah, jeo..jeongmal mian..heyo." Ucapnya terbata.
"Apa kau takut aku membunuhmu? Makanya kau minta maaf padaku hah?"
“A..aniya, aku masih mencintaimu Joon.”
“CIS. Kau masih berani bilang cinta hah? Setelah kau selingkuh dengan namja sialan ini.”
“Mianheyo Joon. Eunhyuk terus memaksaku, a..aku tidak bisa menolaknya Joon.”
“ Haha. Aku tidak butuh alasan! Dan aku tidak butuh yeoja sialan sepertimu Lee Eun Na.”
DOOORRRR #critanya suara pistol.

Tembakan Lee Joon tepat mengenai kepala Lee Eun Ra. Seketika tubuh Lee Eun Ra langsung ambruk, darah segar pun mengalir deras dari kepalanya. Lee Joon tertawa puas melihat yeojachingunya meninggal seketika. Dengan langkah ringan dia berbalik menuju pintu apartemen Lee Eun Na dan segera pulang kerumahnya.

Joon POV

Lee Joon, itulah namaku. Aku seorang yatim piatu. Orang tuaku menyerahkanku dipanti asuhan sejak aku bayi. Tapi saat usiaku 8 tahun aku kabur dari panti asuhan dan memutuskan hidup di jalanan.

Nasib baik berpihak padaku, hampir setahun hidup dijalanan aku bertemu dengan seorang namja yang setahun lebih tua dariku bernama Lee Donghae. Dia mengajakku kerumahnya dan memperkenalkanku ke orang tuanya #kok kayak orang mo lamaran yak??.
Seminggu tinggal di rumah Donghae Hyung membuatku nyaman. Akhirnya orang tua Donghae hyung memutuskan untuk mengadopsiku. Setelah sekian tahun hidup tanpa merasakan kasih sayang orang tua, akhirnya aku bisa merasakannya juga.

2 bulan tinggal bersama keluarga baruku aku baru tau kalo mereka adalah pembunuh bayaran. Di usianya yang baru 9tahun Donghae hyung bahkan sudah pernah membunuh orang. Aku tertarik ikut dalam kegiatan ini, dan meminta Donghae hyung untuk mengajariku menjadi seorang pembunuh bayaran.

Appa bilang jika ada orang yang menyakitiku aku harus membunuh orang itu. Nasihat appa itu slalu ku ingat. Dan korban pertamaku adalah teman sekolahku saat kelas 6 SD. Dia seorang yeoja cerewet yang slalu mengejekku dan memandang rendah diriku. Aku membunuhnya dengan cara menusuk-nusukkan pisau ke perutnya saat dia berjalan sendiri sehabis pulang sekolah.

Ahh, ternyata membunuh orang itu sangat menyenangkan. Seperti kecanduan, aku selalu ingin membunuh orang. Memasuki masa SMP appa mengajakku bergabung menjadi pembunuh bayaran, akupun menerimanya dengan senang hati.
                                                              ***
7 tahun kemudian umma meninggal karena penyakit jantung yang sudah lama di deritanya disusul 3tahun kemudian appa meninggal karna penyakit yang sama dengan umma. Jadilah aku dan Donghae hyung hidup berdua. Rumah peninggalan appa dan umma kami jual, dan membeli sebuah apartment. Pekerjaan sebagai seorang pembunuh bayaran tetap kami jalani. Sudah tak terhitung berapa nyawa yang sudah kami hilangkan (?).

Berbeda dengan Donghae hyung yang belum punya yeojachingu aku sendiri sudah punya yeojachingu. Sebenarnya Donghae hyung bisa di bilang punya yeojachingu, karna setiap hari dia selalu bersama yeoja-yeoja cantik, hanya saja dia tidak suka komitmen jadi setiap hari dia selalu bergonta ganti yeoja.

Meskipun aku seorang pembunuh berdarah dingin tapi aku juga bisa jatuh cinta. Yeoja bernama Lee Eun Na sudah membuatku tergila-gila. Dua tahun berpacaran, Lee Eun Na tidak mengetahui bahwa aku seorang pembunuh bayaran. Kalau dia tau pasti dia sudah memutuskan hubungan kami sejak awal.

Tapi ternyata dia mempermainkanku, dia selingkuh dengan namja sialan bernama Eunhyuk. Jika ada orang yang menyakitiku aku harus membunuhnya sekalipun yeoja yang sangat aku cintai. Sejujurnya aku masih sangat mencintai Lee Eun Na, tapi aku tidak bisa membiarkannya tetap hidup setelah dia menyakitiku.

Author POV

“Joon-ah kita punya pekerjaan seru kali ini.”
“Siapa target kita kali ini hyung?”
“Keluarga Kim. Kita akan menghabisi satu keluarga dalam waktu satu hari. Haha    bukankah itu menyenangkan?”
“haha ne hyung, tapi siapa yang menyuruh kita menghabisi satu keluarga itu?”
“Tuan Choi Siwon.”
“Choi Siwon pemilik perusahaan game terbesar itu?”
“Ne. Dia dan tuan Kim terlibat sengketa, dan dalam persidangan Choi Siwon kalah.”
“Jadi kapan kita akan beraksi hyung?”
“Besok siang. Tanganku sudah gatal ingin segera membunuh orang., haha.”
                                                              ***
Jalanan kota Seoul, 14.30 KST
Seorang gadis manis berseragam sekolah sedang menaiki sepedanya sambil sesekali bernyanyi. Wajahnya sangat manis, matanya yang tidak terlalu sipit, bibirnya tipis slalu menyunggingkan senyum ramah yang membuat para namja seperti terhipnotis. Rambut sebahunya di ikat dua, dan tas sekolah warna putih semakin membuatnya terlihat manis.

Yeoja itu adalah Kim Eun Na putri kedua seorang pengusaha sukses bernama Kim Hee Chul. Oenninya bernama Kim Eun Ra sedang kuliah di Amerika. Meskipun dia anak terakhir dan dari keluarga yang kaya raya tapi itu tak membuat sifatnya menjadi yeoja manja. Malahan dia tumbuh menjadi yeoja manis dan polos. Di usianya yang sudah 16 tahun di sama sekali belum pernah memiliki kekasih. Padahal banyak namja yang berebut menjadi namjachingunya, tapi tetap saja tidak ada satupun yang di terimanya. Dia lebih suka belajar daripada memikirkan seorang namja yang mungkin hanya akan membuatnya patah hati.

Sesampainya dirumahnya yang mewah, dia langsung meletakkan sepedahnya di samping rumah dan berjalan riang ke dalam rumahnya. Dia tak terlalu ambil pusing dengan pintu yang tidak dikunci dan terus melangkah menuju kamarnya di lantai dua. Earphone yang terpasang di telinganya membuatnya tidak mendengar kegaduhan di lantai dua. Saat sudah sampai di lantai dua tepatnya di ruang keluarga barulah dia sadar apa yang sedang terjadi.

Langkahnya terhenti begitu melihat umma dan appanya duduk di kursi dalam keadaan terikat dan tak berdaya. HP Samsung anycall di tangannya langusng terjatuh begitu melihat pemandangan di hadapannya. Dengan tubuh yang gemetaran dia berjalan pelan mendekati kedua orang tuanya. Namun, langkahnya di halangi oleh seorang namja bertopeng yang tak lain adalah Donghae. Donghae berdiri menghadap Eun Na sambil menodongkan pistol ke Eun Na, gadis itupun langsung jatuh terduduk. Tubuhnya terus gemetaran dan cairan bening mulai keluar dari matanya, dia pun tak mampu berkata-kata.

Tuan dan nyonya Kim yang menyadari kedatangan putrinya pun memohon pada Donghae agar tidak melukai putrinya. Donghae tersenyum licik kearah tuan dan nyonya Kim, lalu menoleh ke arah Joon dan mengangguk.

Jleeebb jleeebb jleeebb

Joon menusukkan pisaunya ke perut tuan dan nyonya Kim bersamaan. Diikuti Donghae yang menyayatkan pisaunya ke lengan, wajah, dan beberapa bagian tubuh tuan dan nyonya Kim. Eun Na yang menyaksikan sendiri bagaimana orang tuanya dibunuh hanya bisa menangis tanpa bisa berkata-kata. Dia masih terlalu muda untuk kehilangan kedua orang tuanya secara tragis.

Donghae yang sudah puas menggoreskan pisau di tubuh tuan dan nyonya Kim menyuruh Joon segera menghabisi Kim Eun Na.

“Kau urus yeoja ingusan itu dan aku akan mengurus dua orang bodoh ini.”
“Ne hyung.”

Masih dengan memegang pisau yang berlumuran darah tadi, Joon melangkah ke arah Eun Na yang duduk di pojok ruangan sambil menutup wajahnya. Tubuhnya semakin gemetaran saat mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.

“Annyeong anak manis.”
“Jangan sakiti aku, hikkss hikss, jebal.”
“Tenanglah anak manis oppa ini orang baik, tidak akan menyakitimu.”
“Jinja?”

Eun Na yang polos percaya saja saat Joon bilang tidak akan menyakitinya, dan dengan takut – takut mendongakkan kepalanya menatap Joon yang ada di hadapannya. Saat Joon melihat wajah Eun Na, Joon kaget dan melangkah ke belakang satu langkah.

Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, untuk beberapa saat dia berdiri mematung di hadapan Eun Na sampai Eun Na membuyarkan lamunannya.

“Gwenchana?” Tanya Eun Na.

Joon mencoba memfokuskan pandangannya dan mengatur nafasnya yang terputus – putus (?). Wajah Eun Na mengingatkannya pada seseorang, seseorang yang amat di cintainya namun telah menghianatinya.

“Lee Eun Na.” Ucap Joon lirih.
“Aniya. Namaku bukan Lee Eun Na. Kim Eun Na imnhida.” #ni cewek sinting apa sarap yak??sempet – sempetnya ngenalin diri ke malaikat mautnya *plaaakkk*.
“Mwo?”

Perkataan Eun Na barusan membuatnya semakin terkejut. Selain memiliki wajah yang sangat mirip nama mereka juga sama, hanya berbeda marga. Bayangan wajah Lee Eun Na muncul di hadapannya. Joon kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh kalau Donghae tidak segera datang dan menangkap (?) tubuh Joon yang hampir jatuh.

“Yaa kau ini kenapa Joon? Kenapa tidak segera membunuh yeoja ini ha?” Tanya Donghae
“perhatikan wajahnya hyung.” Kata Joon.

Donghae pun segera memperhatikan wajah Eun Na. Di lihatnya Eun Na dari atas sampai bawah. Donghae juga tak kalah terkejut, apalagi saat membaca badge name di jas Eun Na.

“Kim Eun Na.” ujar Donghae dengan nada terkejut.
Sedangkan Eun Na yang tadi wajahnya pucat karna ketakutan sekarang berganti menjadi bingung karna dua namja di depannya terus menyebut namanya dan memandangnya dengan ekspresi terkejut.

Donghae yang berjiwa pembunuh (?) tetap menyuruh Joon membunuh Eun Na. Tapi sepertinya berat untuk Joon membunuh yeoja di hadapannya itu. Bayangan tentang Lee Eun Na masih memenuhi otaknya membuat pikirannya belum fokus.

“Baiklah Joon biar aku yang membunuhnya.” Ucap Donghae.
“Camkkaman hyung, biar aku saja yang membunuhnya.”
“Baiklah, silahkan bunuh dia. Dan tugas kita akan segera selesai.”

Eun Na kembali ketakutan mendengar percakapan dua namja itu. Keringat dingin kembali membasahi tubuhnya. Dia tidak tau harus berbuat apa, berteriak pun percuma tidak akan ada yang mendengarnya. Yang bisa dilakukannya hanyalah menangis dan memohon agar Joon tidak jadi membunuhnya.

“Jebal, jangan sakiti aku, jangan bunuh aku. Hikkss hikss. Kalian sudah membunuh appa dan ummaku, nanti oenniku akan sendirian. Dia takut kalau sendirian. Hikkss hiikss.”
“dasar yeoja pabo. Sudah mau mati malah memikirkan nasib orang lain.” Kata Donghae.
“Bahkan tangisannya pun sangat mirip dengan Lee Eun Na.” Ucap Joon lirih, namun masih bisa di dengar Donghae.
“Mwo? Kau masih mengingat yeoja itu? Aigo joon, jangan buang banyak waktu, cepat habisi dia dan kita segera bersenang-senang dengan bayaran kita yang sangat banyak.”

Perlahan Joon, mulai berlutut di depan Eun Na dan mengarahkan pisaunya ke arah lengan.
Sreeetttt
Pisau Joon menggores lengan Eun Na yang tertutupi jas sekolahnya. Tapi goresan itu tidak cukup dalam sehingga darah yang keluar tidak terlalu banyak. Getaran aneh menjalari hatinya saat melihat Eun Na menangis sambil memegang lengannya yang terluka.

Kim Eun Na memang sangat mirip dengan Lee Eun Na, tapi wajah Kim Eun Na lebih damai dan polos dari Lee Eun Na. Wajahnya seperti malaikat, bahkan dalam keadaan menangis sekalipun.

Tanpa sadar Joon mengusap air mata Eun Na dan menatap Eun Na iba. Donghae pun segera memukul kepala Joon karna telah bertingkah bodoh.

PLEETAK.

“Yaaa appo hyung.”
“Pabo, apa yang kau lakukan?”
“A..aku tidak bisa hyung, aku tidak bisa membunuhnya.”
“Tapi ini sudah menjadi pekerjaan kita Joon, sebenarnya ada apa denganmu?”
“Mollayo hyung. Wajahnya tidak hanya mengingatkanku pada Lee Eun Na, tapi juga membuat hatiku merasa aneh.”
“CISS. Apa orang seperti kita punya hati ha?”
“Tapi hyung, aku benar-benar tidak bisa membunuhnya.”
“Lalu kita harus bagaimana? Kalau dia tetap hidup bisa saja dia akan melaporkan kita ke polisi karna telah membunuh orang tuanya.”
“Kita ancam saja dia agar tidak buka mulut.” Usul Joon.
“Kau yakin pasti berhasil?”
“Dia sangat polos hyung, dengan sedikit ancaman pasti dia akan tutup mulut.”

Setelah berunding akhirnya Donghae dan Joon sepakat membiarkan Eun Na tetap hidup dengan berbagai syarat dan ancaman. Lalu dengan segera mereka pergi meninggalkan rumah keluarga Kim dan segera pulang ke apartemen.
-TBC-

gimana?? gimana?? pasti gaje..
ditunggu komennya ya ^^ *BOW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar