Sabtu, 21 Juli 2012

FF KPop : Secret Love




Title : Secret Love (Leeteuk Version)
Author : Park Jina a.k.a Sylvie
Cast :
- Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
- Park Jina
-Other Cast
Genre : Romance, fantasy
Rating : General
Song : Ailee – Heaven



Annyeong haseyo ^^
Akhirnya FF ini bisa publish juga. FF ini Author buat uda lama, sekitar 2 bulan lalu pas author masih kelas 2 SMA. Tapi lagi – lagi karna penyakit malas menyerang jadilah FF ini hanya tersimpan rapi didalam kompi.


FF ini sebenernya terinspirasi dari cerpen temen author yang namanya Tunggu Icha Giwanti. Karna tertarik akhirnya author minta ijin buat author kembangin jadi FF. secara ide cerita sama dengan cerpen temen author itu, tapi keseluruhan isi murni hasil pemikiran Author.


Mian kalo aneh, gaje dan banyak typo :)


Happy reading ^^
Keep kece
-----------------------------------------------

Author POV

Seorang yeoja manis sedang duduk dibawah pohon akasia tua dibelakang sekolahnya. Wajahnya terlihat sayu dan tak bersemangat. Berkali-kali dihembuskannya nafas berat penuh beban.

BRRAAAKKK

Suara gaduh dari lab kimia mengagetkan yeoja bernama Park Jina itu. Dengan langkah pelan dan takut – takut dia menuju ke lab kimia. Sedikit berjinjit dia melihat kedalam lab kimia melalu jendela yang cukup tinggi.

Untuk sesaat jantungnya terasa berhenti. Pandangannya tertuju pada seseorang didalam lab kimia. Seseorang itu adalah namja.

Asap rokok mengepul diudara, beberapa botol soju terlihat tergeletak dimeja samping namja itu berdiri.

“Namja yang tampan.” Ucap Jina lirih.
DEG

Namja itu berbalik dan berjalan kearah jendela dimana Jina mengintip. Jina yang panic segera berlari, tapi langkahnya terhenti karena namja itu memanggilnya.

“Jina~ah, chamkaman.”
“Bagaimana bisa dia tau namaku?” Tanya Jina lirih pada dirinya sendiri.
“Tentu saja aku tau.”
“Ish, bagaimana dia bisa mendengarnya?”
“Yaa, yaa, aku juga juga punya telinga.”

Karena penasaran dengan namja itu akhirnya Jina berbalik menghadap namja itu.

“Nuguseyo?” Tanya Jina.
“Leeteuk imnhida.” Jawab namja bernama Leeteuk sambil membungkuk.
“Leeteuk?”
“Ne, sebenarnya nama asliku Park Jung Soo.”
“Ahh, Park Jina imnhida.”
“Aku sudah tau.”
“Bagaimana kau bisa tau?”
“Kau tak perlu tau.”

***

Sejak pertemuan itu, setiap pulang sekolah Jina selalu pergi kebelakang sekolahnya berharap bertemu dengan namja misterius itu.

Sudah seminggu ini Jina selalu memperhatikan Leeteuk meski dari jauh. Jina benar-benar sudah terpikat oleh Leeteuk.

“Matanya, bibirnya, lesung pipinya. Aigo, semua itu masih tergambar jelas dipikiranku. Aissh, nan michyeosseo.” Batin Jina.
“Apa yang kau lakukan disini?” sebuah suara mengagetkan Jina.
“Ani.” Jawab Jina gugup.
“Apa kau ingin bertemu denganku?”
“Aniya, untuk apa aku menunggumu.”
“Lalu untuk apa kau disini?”
Na..  Nae namja chingu ga dwae o jullae?” seketika Jina langsung menutup mulutnya dan merutuki dirinya yang berbicara sembarangan seperti itu. Sedangkan Leeteuk hanya tersenyum mendengar pengakuan yeoja manis itu.
“Baiklah kalau itu maumu. Mulai sekarang aku namja chingumu.”
“Namja chingu.” Ucap Jina lirih.
“Kajja jita pulang.”

Jina yang masih bingung segera berlari menghampiri Leeteuk yang sudah lebih dulu meninggalkannya. Bibirnya yang merah menyunggingkan senyum bahagia saat Leeteuk memegang jemarinya.

***

“Oppa?” panggil Jina manja.
“Ne?”
“Oppaya.” Panggil Jina lagi.
“Ne, yeobo~ah?” Jawaban Leeteuk membuat pipi Jina merona.
“Oppa.”
“Aish, kalau kau terus memanggilku lebih kita pulang saja.”
“Andwaeyo. Aku hanya ingin memanggilmu, apa tak boleh eoh?” Tanya Jina sebal sambil menggembungkan pipinya.
“Aigo, aigo. Jina~ah, lihatlah wajahmu, euh jelek sekali.” Ujar Leeteuk menepuk-nepuk pipi Jina.
“Yaa, oppa.” Ucap Jina berbalik membelakangi Leeteuk.
“Chagiya, kau marah eoh? Ish, padahal aku punya dua coklat. Tadinya ingin kuberikan padamu, tapi sepertinya kau tidak mau mene..”
“Siapa bilang aku tidak mau.” Kata Jina memotong perkatan Leeteuk dan mengambil coklat yang ada ditangan Leeteuk.

***

“Lihat kan, Jina sekarang aneh.” Ucap salah seorang siswi.
“Ne, dia lebih suka menghabiskan waktu dibelakang sekolah.”
“Bukan hanya itu, aku sering melihatnya tertawa dan berbicara sendiri.”
“Cih, michyeosseo.”

***

Seperti biasa, hari ini sepulang sekolah Jina menunggu Leeteuk dibelakang sekolah. Dengan hati yang berbunga-bunga (?) Jina menunggu Leeteuk. Karna terlalu lelah Jina pun tertidur dibawah pohon besar yang rindang.

Jina masih terpejam saat dirasakannya ada sesuatu yang lembut (?) menyentuh bibirnya. Semakin lama semakin membuatnya melayang.

“Apakah ini mimpi?” tanyanya dalam hati.

Tetap saja matanya enggan untuk terbuka. Namun, karna penasaran akhirnya Jina mencoba membuka matanya. Betapa (?) terkejutnya Jina saat mengetahui bahwa kini dihadapannya telah ada sosok Leeteuk yang sedang mencium bibirnya. Wajah mereka begitu dekat, bahkan Jina bisa merasakan hembusan nafas Leeteuk.

Untuk sekian detik Jina tak bisa berbuat apa – apa. Tubuhnya serasa terkunci bahkan sekedar untuk mengedipkan mata. Sampai akhirnya suara Leeteuk membuyarkan lamunannya.

“Kau pasti sangat lelah menungguku.” Ucap Leeteuk membelai rambut Jina.
“Oppa.” Panggil Jina.
Ne, chagiya.”
“Aku pikir takkan melihatmu lagi.” Kata Jina sambil memeluk Leeteuk dan menangis.”
“Uljima, aku tak kan meninggalkanmu.”
Yaksokhae?”
“Ne.”

***

Suara ribut terdengar dari rumah Jina. Suara ribut itu berasal Jina yang sedang menyiapkan bekal sekolah. Dengan wajah bersinar ditatanya bekal itu sedemikian rupa hingga membentuk wajah seseorang (inget BBF).

“Chaa, sudah selesai.”
“Tumben sekali kau membawa bekal.”
“Ini untuk temanku eomma.”
“Namja chingu eoh?”
“A..ani, hanya teman biasa. Baiklah, aku berangkat dulu eomma.”
“Hati-hati dijalan Jina~ah.”
“Ne, eomma.”

Dengan senyum yang terus mengembang diwajahnya Jina mengayuh sepedanya santai. Jantungnya terus berdebar – debar memikirkan reaksi Leeteuk saat melihatnya memberikan bekal dengan ukiran (?) wajah Leeteuk.

Pagi ini dia akan memberi kejutan pada Leeteuk dengan datang kekelas dan membuatkannya bekal. Jina sedikit bosan jika bertemu dengan Leeteuk selalu saat pulang sekolah dan diluar jam sekolah. Jina juga ingin bertemu Leeteuk saat jam sekolah.

Setelah memarkirkan sepedanya, Jina segera berjalan menuju kelas Leeteuk dilantai dua. Langkahnya pasti untuk bertemu dengan Leeteuk yang sangat dicintainya. Jantungnya semakin berdebar-debar saat ia sudah sampai didepan kelas 3A, kelas Leeteuk.

“Mencari siapa?” Tanya seseorang.
“Leeteuk sunbae.” Jawab Jina mantap.
“Leeteuk? Tidak ada yang namanya Leeteuk.”
“Mwo? Tidak mungkin. Jelas-jelas ini kelas Leeteuk oppa.”
“Yaa, anak kecil, sudah kubilang disini tidak ada yang bernama Leeteuk.”

Jina yang merasa kesal segera merogoh (?) sakunya dan mengambil ponselnya, lalu memperlihatkan fotonya bersama Leeteuk yang diambil dibawah pohon akasia belakang sekolah.

“Ciih, kau mau menunjukkan apa hah?”
“Ini Leeteuk, lihatlah foto ini.” Kata Jina sambil menunjuk layar ponsel yang ternyata hanya ada dirinya sendiri. Padahal dia ingat betul bahwa fotonya saat itu bersama Leeteuk. Masih tak percaya dibukanya kembali foto-foto dirinya bersama Leeteuk. Dan benar saja, tak ada satupun foto dirinya bersama Leeteuk. Semua foto-foto tersebut hanya ada dirinya sendiri.

“Michyeosseo.” Ucap orang itu berlalu pergi.

Jina berjalan dengan gontai, langkahnya berat. Pikirannya melayang pada Leeteuk. Dia bertanya-tanya, apa arti dari semua ini. Butiran hangatpun membasahi pipinya.

“Annyeong haseyo, kau mencari Leeteuk?” Tanya seorang sunbae.
“Ne.”
“Kajja ikut aku.”

***

Sunbae itu mengajak Jina kepohon akasia dibelakang sekolah.

“Ini adalah tempat favorit Leeteuk.” Ucap sunbae itu sambil menunjukkan foto Leeteuk bersama teman-temannya di bawah pohon akasia ini.
“Itu Leeteuk, Leeteuk oppa.”

***

Jina terjatuh ditanah sambil memegangi foto Leeteuk. Tangisnya pecah seketika. Dia tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

Park Jung Soo atau Leeteuk yang dua bulan ini menjadi namja chingunya telah pergi. Pergi meninggalkannya untuk selamanya. Leeteuk telah meninggal setengah tahun lalu karna penyakit kanker hati yang sudah dideritanya sejak lama.

Perlahan-lahan pandangan Jina mulai kabur, nafsanya tersenggal menahan tangis. Sampai akhirya pandangannya gelap dan Jina tak sadarkan diri.

***

“tetaplah tersenyum, tetaplah bahagia, tetaplah hidup demi aku. Aku akan slalu mencintaimu. Saranghae Park Jina.” Ucap seseorang yang tak lain adalah Leeteuk. Perlahan tubuhnya mulai menghilang, dan akhirnya menghilang selamanya.

END

Hwaaahh akhirnya selesai juga. Mian yah buat endingnya yang jelek, author bingung kalau masalah bikin endingnya kek gimana…
Paii paiii :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar